Jumat, 27 Juni 2014

Pengertian Pembelajaran Micro

A.      Pengertian Pembelajaran Micro
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil/terbatas. Mc. Knight (1979) mengemukakan Micro Teaching has been described as scaled down teaching encounter desingned to develop new skill and refine old ones.
Sementara Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisiakan bahwa micro teaching is a performance training method desingned to isolate the component part of teaching process, so that the trainee can master each component one by one in a simlified teacching situation.
Mc Knight (1971) mengemukakan bahwa micro theaching adalah “a scalled own teaching encounter desingned to develop new skills and refine ones
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran micro sebuah model pengajaran yang dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. (Allen and Ryan 1969). Jumlah pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus pada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasanya disederhanakan.

B.       Tujuan Pembelajaran Micro
Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa tujuan pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk terampil dalam membuat desain pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan, menumbuhkan rasa percaya diri.
Dwight Allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru adalah: (1) memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar, (2) calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan, (3) memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar mengajar. Sedangkam bagi guru memberikan penyegaran dalam program pendidikan, dan mendapat pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk mengembangkam profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaruan.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran micro teaching adalah melatih calon guru agar memiliki keterampilan dasar dan khusus dalam proses pembelajaran.
Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro teaching adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses pembelajaran, dan terampil dalam proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik sebagai seorang guru.
Sedangkan fungsi pembelajaran micro adalah selain sebagai sarana latihan dalam mempraktikkan keterampilan mengajar, dan juga syarat bagi mahasiswa yang akan mengikuti Praktik Mengajar di Lapangan. (PPL II).


C.      Manfaat Pembelajaran Micro
Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil, antara lain:
1.        Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.
2.        Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.
3.        Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat dicermati.
4.        Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5.        Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.
6.        Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
7.        Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang relatif singkat.

D.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau memberikan pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (set induction and clouser) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilihat dalam pengajaran micro.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan set inductio, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik dapat terpusat pada hal-hal yang akan atau sedang dipelajari.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tetapi juga pada setiap awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa, memotivasi, memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan [pelajaran yang telah dipelajarai dengan topik baru, menanggapi situasi kelas. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedang keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan.
Menutup pelajaran (clossure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
Inti kegiatan menutup pelajaran adalah:
1.        Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
2.        Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
3.        Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran.
4.        Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA


Asril, Drs. Zainal. 2010. Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar