Kamis, 02 Oktober 2014

Retorika Keterampilan Berpidato

Keterampilan Berpidato

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Presentasi
Mata Kuliah Retorika

Oleh

Andri Syarifudin 1121153



Dosen Pengampu: Darningwati, M. Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS BATURAJA
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat-Nya jualah kami  dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Berpidato” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas presentasi dan sebagai salah satu bahan penunjang pembelajaran Retorika pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Baturaja.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Retorika yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah sederhana ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan, Sehingga kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya. Terimakasih.


Baturaja,   November 2013







DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Persiapan Berpidato........................................................................... 3
              1. Persiapan Fisik................................................................................ 4
              2. Persiapan Mental............................................................................ 5
              3. Persiapan Materi............................................................................. 5
              4. Persiapan Penggunaan Media/Multimedia..................................... 7
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................ .8
B. Saran................................................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................................................ 10
 BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Retorika dengan pidato memiliki hubungan yang sangat erat sekali, karena sama-sama memiliki pihak lain atau maksud untuk disampaikan kepada pihak lain. Retorika adalah seni kemampuan menyampaikan pendapat, mengemukakan gagasan, menyampaikan informasi kepada orang lain secara efektif dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya baik secara lisan maupun tulis. Sedangkan pidato adalah berbicara didepan umum untuk tujuan tertentu. Dari pengertian di atas, maka jelaslah bahwa retorika dengan pidato memiliki hubungan yang sangat erat.
Menurut Aristoteles retorika berarti kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia untuk mempersuasi. Kemampuan dalam pengertian ini kita tafsirkan sebagai kemapuan unutk memilih dan mengugunakan. Alat perangkat yang tersedia adalah berupa bahasa dan segala aspeknya. Jadi retorika menurut Aristoteles kemampuan unutk memilih dan mengunakan bahasa dalam situasi tertentu secara afektif untuk mempesuasi orang lain. Oleh karena itu sebelum kita berpidato sebaiknya kita mempersiapkan dulu untuk berpidato. Persiapan yang harus dimiliki oleh orang yang berpidato itu harus ada persiapan fisik, mental, materi dan media. Tanpa adanya persiapan maka dalam berpidato tidak akan berjalan dengan baik.
Dengan demikian komunikasi dapat berjalan secara efektif setelah orang lain mengetahui, memahami serta menerima pesan atau komonikasi, sehingga audiens akan menyetujui apa yang dimaksudkan oleh pembicara pesan dalam komunikasi.

B. Rumusan Masalah          
Dari latar belakang di atas, kami mengambil rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini, yaitu:
  1. Bagaimanakah persiapan fisik dalam berpidato?
  2. Bagaimanakah persiapan mental dalam berpidato?
  3. Bagaimanakah persiapan materi dalam berpidato?
  4. Bagaimanakah persiapan penggunaan media/multimedia dalam berpidato?

C. Tujuan
            Ditinjau dari rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam makalah ini, tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui persiapan dalam berpidato.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini baik bagi penulis atau bagi pembaca yaitu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hukum retorika, serta dijadikan sebagai acuan pemateri dalam penyampaian atau presentasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Persiapan Berpidato
1.    Persiapan fisik
Yang dimaksud dengan persiapan fisik ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh agar selalu berada dalam kondisi prima. Persiapan ini memberikan pengaruh dan dampak yang sangat basar pada penampilan pibadi sewaktu berbicara di hadapan umum.
            Perlunya persiapan fisik adalah berdasarkan kepada pribahasa Yunani yang mengatakan “Men Sanna In Corpore Sanna” yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Pada hakikatnya, berbicara  ialah menyatakan pikiran di hadapan orang lain. Isi pikiran, akan keluar dengan  sitematis dan teratur apabila kondisi pikiran itu sendiri berada dalam keadaan normal, pasti di tentukan oleh sehatnya kondisi jasmani kita.
            Di samping kesehatan pikiran, persiapan fisik perlu juga untuk mendukung penggunaan teknik retorika lainnya, seperti : daya tahan tubuh dalam berbicara, penggunaan pandangan mata, ekspresi wajah, suara dan gerakan tangan. Bagaimana kita mengeluarkan suara dengan bagus, kalau kita batuk, dan bagaimana sorotan mata apabila kita dalam keadaan lemas.
            Karena itu lakukan persiapan fisik dengan sebaik-sebaiknya, dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Lakukan olahraga secara teratur dan kontinu
2.      Hindari makanan-makanan dan minuman yang berminyak yang dapat merusak atau menggangu tenggorokan.
3.      Untuk sementara, usahakan menghindari berbagai masalah yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan. Rahasianya ialah gangguan masalah lain dapat menimbulkan kecemasan, kecemasan  bisa menimbulkan ketegangan. Sedangkan ketegangan itu sendiri adalah sumber penyakit bagi manusia. Akibatnya kita akan tampil di depan umum dengan penuh masalah dan ketegangan. Jangan terlalu tegang sewaktu melakukan persiapan mental dan persiapan materi.
2.     Persiapan Mental
          Persiapan mental adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan kepada diri, sehingga melahirkan perasaan mampu untuk berbicara di hadapan umum. persiapan mental dilakukan, terutama bagi seorang  komonikator yang baaru memulai pekerjaan sebagai pembicara atau bagi seorang yang ragu-ragu menyampaikna suatu topic pembicaraan sesuai dengan permintaan panetia acara.
          Seorang yang tidak melaksanakan persiapan mental untuk berbicara di hadapan orang lain. Biasanya akan mengalami berbagai akibat, seperti : demam panggung, cemas, khawaitir, ragu-ragu, kahilangan materi bahkan kehilangan suara. Berikut ini, akan dijelaskan berbagai cara untuk persiapan mental:          
1.        Meningkatkan Keimanan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Meningkatkan keimanan, berarti meningkatkan kepercayaan dan kayakinan terhadap kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi seorang yang telah kuat imannya, pasti dia tidak merasa ragu dan takut pada siappun juga, kecuali kepada Tuhan.
Perlu disadari, meningkatkan keimanan adalah suatu proses, tidak ada orang yang begitu ingat Tuhan lansung kuat imannya, kecuali atas kehendak-Nya. Untuk itu, lakukan proses ini secara rutin, walau belum ada kesempatan memberikan ceramah, caranya, anata lain :
a.    Laksanakan ibadah dengan sungguh-sunguh dan kontinu
b.    Bacalah buku-buku yang berkaitan dengan agama, kemudian renungkan berulang-ulang
c.     Sering bertanya atau berbincang-bncang dengan orang yang sudah mapan dalam menjalankan ajaran agama
d.     Selalu malakukan introspeksi diri.

2.    Meningkatkan Akhlak
          Disamping berupaya meningkatkan iman, kita juga perlu meningkatkan akhlak. Terutama dalam bergaul dengan manusia lain. Orang memiliki akhlak dan moral yang terpuji, pasti akan menjadi panutan bagi orang banyak. Dinyatakan mengeluarkan cahaya yang mampu mempengaruhi orang lain. Bicara pasti didengar orang. Sikap dan prilakunya akan dicontoh, dan pendapat yang disampaikannya akan menjadi pegegangan bagi masyarakat.
            Menurut ahli retorika, bila kita mempunyai moral yang tinggi berarti kita memiliki kredibilitas untuk tampil di tempat umum. Mungkinkah pembicaraan kita didengar oleh orang lain? kita sebagai penceramah tidak pernah melaksanakannya. Oleh sebab itu berusahalah mempertinggi ahlak dan moral agar bisa menjadi seorang orator yang disegani dan dihormati masyarakat.

3.    Melakukan Dialog Dengan Diri Sendiri
            Di samping langkah di atas, kita hrus pula melakukan langkah ini dalam rangka persiapan mental. Caranya, dengadakan Tanya jawab dengan diri sendiri. Menurut Dale Carneige dalam bukunya : “How developselef convidence and influence people by public speaking,” persiapan yang sesungguhnya bukan hanya menulis di atas kertas apa yang akan diucapkan dalam suatu pidato. Kalau kita sendiri belum merasa yakin kebenaran apa yang kita bicarakan dan kurang penghargaan terhadap apa yang akan diucapkan. Maka di tangah jalan kita akan kehilangan keseimbangan dan gugurlah selurh kekuatan kita.
            Langkah persiapan mental tidak hanya ditunjukan kepada orang-orang yang baru memulai profesi sebagai pembicara, melainkan juga bagi mereka yang sudah terbiasa menjadi penceramah. Pernyataan ini penulisan meyampaikan dengan alas an, tidak ada orang yang tidak memilki perasaan ragu dan takut, jika diminta berbicara di depan umum. sebab pembicara yang professional akan selalu berhadapan dangan mendengar yang berlainan situasi dan kondisi baik pangkat, status maupun jabatan.

3. Persiapan Materi
            Yang dimaksud dengan persiapan materi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan forum dengan teratur, luas dan mendalam.
            Menurut Gentasari Anwar, SH. Langkah persiapan materi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Jika topik yang dibicarakan belum ada atau diserahkan panitia kepada kita, maka sebagai langkah pertama kita harus merumuskan topik terlebih dahulu. Ada beberapa kriteria untuk menentukan topik yang baik, yaitu :
a.       Topik harus sesuai dengan tujuan arah (pertemuan) dalam hal ini, kita harus memilih topik. Jangan sampai terjadi, topik yang kita sampaikan menyimpang dari tujuan. Kita angakat meningkatkan wawasan generasi muda, jangan mengangkat topik yang menyudut generasi muda.
b.      Topik harus sesuai dengan perkembangan zaman atau masyarakat. Tujuan topik itu seperti ini adalah untuk menarik minat masyarakat Karena topik yang baru akan dibutuhkan oleh kebanyakan orang.
c.      Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar. Betapa baguspun topik yang kita bicarakan apabila tidak sesuai dengan pengetahuan pendengar. Topik itu, tidak hanya membingungkan melainkan pendengar akan merasa bosan.
d.     Topik tidak terlalu luas, jika topic yang kita angkat terlalu luas, maka pendengar tidak mendapat ulasan yang mendalam.
e.       Topik harus sesuai dengan latar belakang pendengar.
Sebagai langkah kedua, tetapkan judul pembicaraan, judul ialah nama yang diberikan unutk topik atau pembahsan. Syarat sebagai judul yang baik sebagai berikut.
a.       Relevan terhadap topik
b.      Menimbulkan hasrat ingin tahu dan
c.       Mudah diingat oleh pendengar

2.    Sesudah topik dan judul ditetapkan atau telah disediakan panitia, lalu priksalah pengetahuan yang berada pada diri kita sendiri.
3.    Jika belum merasa menguasai materi secara luas dan mendalam. Kumpulkan berbagai buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan topik yang kita akan bicarakan dan bila perlu bertanya kepada oaring ahli di bidang itu.
4.    Baca dan pelajari buku dan tulisan tadi dengan sitematis. Jangan lupa memparhatikan teknik membaca yang akurat.
5.    Usahakan pola pikir yang kita gunakan dalam mempelajari bahan-bahan tadi adalah pola pikir filsafat.
6.    Selanjutnya, tulis materi pidato selengkap-lengkapnya dan anggapan tulisan inilah yang akan disajikan secara utuh di hadapan umum.
7.    Bacalah tulisan tadi berulang-ulang, sampai kita betul-betul mengerti memahami, menghayati dan menguasai dengan baik.
                        Sesudah langkah-langkah persiapan sebagai mana diuraikan di atas dianggap memadai, maka menjelang tampil di depan umum jangan lupa mohon petunjuk dari tuhan yang maha esa. Bila dilakukan dengan keyakinan penuh, percayalah akan ada bimbingan dari tuhan baik dalam bentuk ketenangan, kekuatan lindungan maupun petunjuk berupa ilham.

4. Persiapan Penggunaan Media/Multimedia
1.       Persiapkan bahan/materi/alat yang akan digunakan.
2.       Persiapkan sound sistem dalam berpidato
3.       Persiapkan Leptop, LCD Proyektor, microfon.
4.      Pergunakan blocking yang baik dengan menunjukkan sesuatu di layar dengan pointer agar lebih menghidupkan suasana.
5.       Persiapkan podium agar pendengar bisa melihat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara.
6.       Sesudah itu hadapilah hadirin dan berusahalah menatap satu persatu mata mereka secara bersahabat.


BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Retorika  adalah ilmu yang mengajarkan tindak atau usaha yang efektif dalam persiapan, penataan dan penampilan tutur untuk membina pengertian dan kerja sama kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus melihat situasi dan bentuk acara apa tempat kita tampil.
Selain dari hal itu, kita harus melakukan persiapan fisik, mental, persiapan materi dan persiapan penggunaan media untuk memantapkan penampilan kita, ketika tampilan di depan umum. Misalnya selalu berolahraga, memilih makanan yang kita makan, selalu belajar, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyiapkan materi dan banyak hal lain yang perlu diperhatikan.
Begitu juga halnya, ketika sudah tampil di depan umum kita perlu memperhatikan teknik-teknik dan berpidato. Seperti halnya melihat penampilan kita apakah sudah rapi berpakaian, kondisi fisik, mental maupun spiritual kita.

B. Saran
  1. Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Dapat merubah tata cara berbicara yang baik dalam formalitas.


DAFTAR PUSTAKA
Sameto, Hudero. 1996. Kiat Sukses Mengolah Komunikasi. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Rendiasyah Al-Hakami. 2012. http://rendiasyah.blogspot.com/2012/03/definisi-pidato.html. (diakses 15 November 2013)



Dua Belas Hukum Retorika

Dua Belas Hukum Retorika
Makalah
Sejarah Perkembangan Retroika
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliaah
 Retorika

Disusun Oleh
 Andri Syarifudin     1121153

Dosen Pembimbing: Darningwati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul ” dua belas hukum retorika  ”, di dalam makalah ini akan membahas mengenai prinsip dasar komunikasi, hakikat retorika serta sejarah perkembangan retorika.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyelesaian makalah ini yang disebabkan kekurangan dan keterbatasan kemampuan pengetahuan yang penulis miliki dan masih jauh dari kesempurnaan.
Sehubungan dengan kekurangan dan kelemahan yang penulis lakukan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Darningwati, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Retorika, Atas apa yang telah diberikan ini saya dapat memberikan suatu bekal ilmu pengetahuan kepada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya mahasiswa Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Selain itu, penulsi berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.


Baturaja ,  November  2013

                 Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGATAR............................................................................                    i
DAFTAR ISI.........................................................................................                   ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................                   3
A.    Latar Belakang............................................................................                   1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................                   1
C.     Tujuan..........................................................................................                   2
D.    Manfaat ......................................................................................                   2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................                   3
DUA BELAS HUKUM RETORIKA.......................................                   3
BAB III PENUTUP..............................................................................                   7
A.    Simpulan......................................................................................                   7
B.     Saran............................................................................................                   7
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada umumnya dalam kehidupan kita sehari-hari, berbicara merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan banyak berbicara kita dapat mengasah kemampuan berbicara kita secara tidak langsung kita mengungkapkan kreativitas berpikir kita. Contohnya dalam proses berpidato, secara spontan mereka akan menyampaikan suatu pesan kepada pendengar.
Berbicara merupakan alat komunikasi untuk kita saling berinteraksi, tukar-menukar informasi untuk mencapai suatu tujuan dan maksud tertentu yang telah kita sampaikan. Dalam berbicara pasti ada yang mendengar atau menerima apa yang telah disampaikan oleh seorang pembicara atau sering disebut komunikator. Komunikasi tidak hanya kita lakukan pada saat seorang komunikator sedang berbicara pada resipiens saja, akan tetapi dapat juga melalui media baik berupa surat, telepon dan televideo.
Adapun, Retorika sebagai ilmu bicara yang sangat diperlukan oleh setiap orang dalam artian retorika itu sendiri merupakan kesenian dan keterampilan berbicara yang dicapai berdasarkan bakat alam. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan membahas mengenai hakikat retorika dan sejarah perkembangan retorika.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Sebutkan dua belas hokum retorika ?
2.      Apakah yang perlu diperhatikan dalam hukum retorika ?
3.      Sebutkan kepandaian dan keterampilan berbicara ?

C.  Tujuan
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui keterampilan berbicara.
2.      Untuk mengetahui hokum retorika.
3.      Untuk mengetahui skema yang jelas.

D.  Manfaat
      Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan baru khusunya mengenai dua belas hukum retorika .
Secara praktis:
                              Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
Penulis diharapkan setelah membuat dan mempersentasikan makalah ini dapat lebih memahami tentang dua belas hukum retorika. 
Semoga setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang menghadapi keberatan dalam menunjukan keyakinan dalm beragumentasi berdasarkan hokum retorika.
Semoga setelah membaca makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan, khususnya tentang dua belas hukum retorika. 


BAB II
PEMBAHASAN
DUA BELAS HUKUM RETORIKA

Sebagai penutup buku ini, dikedepankan dua belas hokum retorika, yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang mau memiliki kepandaian dan keterampilan berbicara.
1.      Kepandaian berbicara dapat dipelajari
Setiap manusia memiliki bakat untuk berbicara. Bakat ini harus dimunculkan, dibina dan dilatih. Ribuan ahli pidato yang berhasil hanya karna melakukan latihan yang teratur dan tekun. Mereka tida mundur setapak pun, ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam latihan. Setiap orang ingin memiliki kepandaian dan keterampilan berbicara. Oleh karna itu belajarlah berpidato.

2.      Latihan dirimu dalam teknik berbicara !
Siapa yang mau mencapai hasil yang baik, harus memiliki alat-alat yang cocok untuk itu. Alat yang dibutuhkan seorang retor adalah suara dan bicara,. Banyak orang sangat memperhatikan perawatan kecantikan tubuh, sementara melalaikan perawatan suara. Suara mereka tidak bias terdengar jelas, meskipun berbicara di dalam ruangan yang kecil.  Maka dari itu bina lah suara, perhatikan artikulasi, bernafaslah sedalam mungkin, gerakanlah berbicara secara tepat, maka anda akan lebih mudah menjadi seorang retor yang baik.

3.      Hilangkan perasaan cemas – latihan berbicara sambil berpikir !
Jangan putus asa kalau merasa cemas dan takut sebelum bicara. Perasaan cemas dan takut yang timbi sebelum berbicara itu adalah ha alami dan manusiawi. Lewati latihan dan keberanian, perasaan itu berangsur-angsurakan lenyap dengan sendirinya. Oleh karna itu bicaralah sambil berpikir dan pikirlah sambil berbicara.
4.      Berpidato itu bukan mermbaca !
Seorang retor pertama-tama tidak membaca teks pidatonya. Dia menguasainya :teks,jalanpikiran dan bagian-bagiannya. Sebelum tampil ia melatih diri sehingga tampil dengan pasti dan mantap. Selama berpidato ia tetap mebina kontak dengan pendengarnya. Ia merasakan makna kata-katanya, member tekanan yang tepat dan memperhatikan dinamika bicara sehingga pidatonya menarik.

5.      Rumuskan tema pidato secara tajam !
Seoranf retor yang baik harus sanggup merumuskan tema secara tajam, dengan kata-kata yang singkat, padat dan menegaskan ! dia harus tau membatasinya tema. Selama berpidato tidak menyimbang dari tema, dan dia tahu bahwa berpidato bearti mengatakan apa yang perlu pada saat yang tepatbsecara efektif !

6.      Pidato harus memiliki skema yang jelas !
Seorang retor yang baik harus memiliki skema pidato yang jelas. Sebelum tampil ia harus menguasai skema itu, sebab satu onggokan batu belum bisa dikatakan rumah : satu onggokan kata-kata bukanlah pidato ! ingat : semua yang teratur akan mengesankan dan meyakinkan.

7.      Awal yang menarik….. penutup mengesankan !
Yang penting adalah bagaimana mereka membuka dan menutup pidato . awalilah pidato anda secara menarik. Dengan mempergunakan cerita singkat : dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang memancing. Sebaiknya kata-kata penutup ditulis. Rumusnya harus singkat. Tapi padat dan mengesankan
.
8.      Saya tahu, saya mau , dan saya berhasil
Seorang retor harus tahu bahwa dia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing para pendengarnya untuk mencapai satu tujuan. Ia harus berusaha supaya apayang dikehendaki diungkapkan melalui kata-kata secara meyakinkan. Kata-kata nya harus bisa menyentuh hati pendengarnya dan dapat mempengaruhi mereka mengambil keputusan untuk bertindak.
Oleh karna itu kehendakmu harus didasarkan pada pengetahuan yang dalam ! kedepan argumentasi yang meyakinkan untuk mencapai hasil yang efektif ! carilah efektifitas dan bukan aplus ! bangkitkan pada pendengar anda tindakan konkret dan bukan hanya sekedar semangat ! kalau demi kian maka kata-katamu sungguh-sungguh menjema kedalam tindskan !

9.      Tingkatan argumentasi , dan siaga menghadapi keberatan!
Menyebut tujuan pidato tanpa ditopang dengan argumentasi yang baik. Tidak akan membawa efek dalam pidato. Oleh karna itu yang harus anda lakukan adalah membeberkan argumentasi yang mantap dan menunjukan dasar-dasar kehendak yang meyakinkan. Arahkan kata-katamu kepada budi para pendengar sambil menyentuh perasaan hati mereka dan korbankanlah semangat mereka. Argumentasikan dan pembuktian harus dikemukakan secara bertahan dan teliti. Siap-siagalah selalu untuk menjawab keberatan yang mungkin akan dilontarkan.

10.  Yang membuat sang retor bahagia adalah membawakan pidato  !
Pidato sebagai pidato harus dibawakan ! memiliki satu teks pidato yang lengkap dan tersusun baik belum bisa memberi rasa puas kepada sang retor. Dia merasa puas dan bahagia, ketika atau sesudah membawakan pidato itu. Para pendengar baru dapat mengagumi seorang retor, ketika sedang atau sesudah mendengarkan pidato yang dibawakan. Teks pidato yang disimpan di laci tidak akan membuat para pendengar mengagumi sang retor.

11.  Bicaralah  jelas !
Berusahalah supaya berbicara sejelas mungkin. Pakailah kalimat dankata-kata sederhana yang gampang dimengerti. Gunakanlah contoh-contoh konkret untuk memperjelas maksud anda ! pengulamgan , namun setiap kali formulasikan secara lain , jauhkanlah kata-kata klise , kata-kata asing yang tidak dimengerti dan yang terlau popular , perbanyaklah senantiasa kosa katamu , : inget , ada ribuan buku yang menati anda , ada ribuan retor yang yang berbagai kepada anda

12.  Latihan menciptakan juara
Berpidato adalah satu kesanggupan dan keterampilan praktis , kepandaian dan keterampilan berbicara hanya bisa diperoleh melauli latihan , ini satu kebenaran sejarah sejak 2000 tahun lalu ,
Cicero ,  ahli pidato berkembangsaan romawi , menulis, “ saya berusaha dengan penuh semangat : saya menulis dan mengkonsep kan rancangan pidato : namun saya tidak merasa puas dengan latihan berpidato . siang dan malam budiku berkecimpungan dengan ilmu pengutahan. “ setiap retor harus selalu membina dan meninggatkan pengetahuannya pengetahuannnya. Untuk setiap pidato, dia harus menyiapkan diri dari jauh dan dari dekat.
    
Siapa yang melangkah masuk ke dalam arena retorika,tidak boleh lagi melalaikan usaha dan kerja keras untuk belajar berbicara : siapa yang sanggup , harus tabah berusaha untuk menyempurnakan nya. Latihan menciptaikan juara !

   

BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN

 Seorang retor yang baik harus memiliki skema pidato yang jelas. Sebelum tampil ia harus menguasai skema itu, sebab satu onggokan batu belum bisa dikatakan rumah : satu onggokan kata-kata bukanlah pidato ! ingat : semua yang teratur akan mengesankan dan meyakinkan.
Seorang retor harus tahu bahwa dia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing para pendengarnya untuk mencapai satu tujuan. Ia harus berusaha supaya apayang dikehendaki diungkapkan melalui kata-kata secara meyakinkan. Kata-kata nya harus bisa menyentuh hati pendengarnya dan dapat mempengaruhi mereka mengambil keputusan untuk bertindak.

B.     SARAN

Siapa yang melangkah masuk ke dalam arena retorika,tidak boleh lagi melalaikan usaha dan kerja keras untuk belajar berbicara : siapa yang sanggup , harus tabah berusaha untuk menyempurnakan nya. Latihan menciptaikan juara !
perbanyaklah senantiasa kosa katamu , : inget , ada ribuan buku yang menati anda , ada ribuan retor yang yang berbagai kepada anda ! .


DAFTAR PUSTAKA


Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,  Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.