Jumat, 27 Juni 2014

Keterampilan Memberi Pengeuatan

Keterampilan Memberi Pengeuatan
(Re-inforcement)

A. Pengertian
Pada umumnya penghargaan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan manusia, karena dapat mendorong dan memperbaiki tingkah lakuseseorang serta meningkatkan usahanya. Memang sudah merupakan fitrah manusia bahwa manusia ingin dihormati, dihargai, dipuji, dan disanjung-sanjung, tentu saja semuanya ini dalam batas-batas yang wajar.
Untuk kegiatan pembelajaran, penghargaan mempunyai arti tersendiri. Semua penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata, senyuman, anggukan, dan sentuhan. Pada dasarnya antara keterampilan memberi penguatan dengan keterampilan bertanya saling terkait satu sama lainnya.
Intisari dari penguatan itu adalah respons terhadap suatu tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak noleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus mendapatkan perhatian serius.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan penguatan antara lain:
1.    Hindari komentar negatif, jika peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan jangan dibentak atau dihina.
2.    Kehangatan, artinya perlihatkan dalam gerakan mimik, suara anggukan yang serius.
3.    Kesungguhan, dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi.
4.    Bermakna, jika guru harus menjawab seperti bagus, tepat.
5.    Perlu ada variasi, seperti anggukan, senyuman sentuhan, bagus, gerakan tangan.

B.  Tujuan
1.    Meningkatkan perhatian siswa.
2.    Melancarkan atau memudahkan proses belajar mengajar.
3.    Membangkitkan atau mempertahankan motivasi siswa.
4.    Mengontrol atau mangubah sikap siswa.
5.    Mengarahkan cara berfikir tingkat tinggi.

C.  Komponen-komponen yang terdapat dalam keterampilan penguatan
Pembelajaran penguatan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran jarang yang lebih memiliki makna dan bermutu. Pujian respons positif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang telah menemukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai dan dengan demikian akan menjadi motivator untuk terus berusaha manunjukkan prestasi terbaiknya.
Sepintas mungkin hanya dengan ucapan terima kasih atau bentuk-bentuk pujian dan penghargaan secra verbal yang disampaikan kepada peserta didik, oleh orang yang memberi penguatan tidak memiliki arti apa-apa. Akan tetapi, bagi yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang, karena apa yang ditunjukkannya mendapat tempat dan diakui. Seyogianya guru harus melatih berbagai jenis penguatan dan pembiasaan diri untuk menerapkan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar barisi sajian materi untuk dikuasai oleh peserta didik, tetapi bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentukl pribadi-pribadi yang selalu saling menghargai.
Adapun komponen-komponen yang terdapat dlaam keterampilan penguatan antara lain :
1.    Penguatan secara verbal,
Berupa kata-kata : ya, bagus, tepat sekali, dan lain-lain.
Berupa kalimat : pekerjaanmu, jaln pikiranmu bagus, saya setuju dengan pendapatmu itu, bagus teruskan usahamu.
2.    Penguatan secara Gestural :
Diberikan dalam bentuk mimik, gerakan, senyuman kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan kepala, menaikan jempolan dan sebagainya.
3.    Penguatan dengan cara mendekati siswa :
Mendekati siswa untuk menyatakan perhatian terhadap pekerjaannya, duduk dalam kelompok diskusi kecil dan sebagainya.
4.    Penguatan dengan sentuhan :
Dengan menepuk-nepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, mengangkat tangan siswa dan sebagainya.
5.    Penguatan dengan memberikan pekerjaan yang menyenangkan :
Meminta siswa untuk membantu temannya, meminta untuk memimpin suatu kegiatan dan sebagainya.
6.    Penguatan dengan memberikan tanda atau hadiah :
Memberikan benda atau hadiah sebagai penghargaan atas pekerjaan siswa, memberikan komentar didalam buku tulis siswa dan sebagainya.

D.  Cara memberikan penguatan
1.    Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu.
2.    Dapat juga diberikan kepada kelompok siswa.
3.    Penguatan diberikan segera setelah munculnya tingkah laku yang diharapkan.
4.    Memberikan penguatan kepada sebagian siswa, jika siswa menjawabnya tak penuh.

DAFTAR PUSTAKA


Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching: Disertai debngan Pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar