Keterampilan
Mengajar Perseorangan
Mengajar secara
perseorangan ialah kegiatan guru menghadapi banyak siswa yang masing-masinng
beerkesempatan unuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan
bimbingan guru secara perseorang. Hubungan tatap muka antara guru dengan para
siswa secara perseorangan akan diwarnai oleh hakikat pengajaran perseorangan
yang nampak dengan adanya:
a.
Hubungan interpersonal yang sehat dan
akrab antara guru dengan siswa juga antara siswa dengan siswa.
b.
Siswa belajar dengan kecepatan, cara,
kemampuan, dan minatnya sendiri.
c.
Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai
dengan kebutuhannya.
d.
Siswa dilibatkan dalam penentuan
cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang dipergunakan, dan
bahkan tujuan yang akan dicapainya.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa setiap siswa yang belajar sendiri ada dalam suasanan
belajar perseorangan. Untuk menciptkan suasana pengajaran perseorangan peran
guru hendaknya sebagai:
a.
Organisator kegiatan belajar mengajar.
b.
Sumber informasi bagi siswa.
c.
Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d.
Penyedia materi dan kesempatan belajar
bagi siswa.
e.
Orang yang mendiaknosis kesulitan
belajar siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Komponen-komponen
Keterampilan Mengajar Secara Perseorangan
1.
Perencanaa
dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam merencanakan
mengajar perseorangan hal-hal yang dapat dilakukan mencakup kegiatan sebagai
berikut.
a)
Membantu siswa menetapkan tujuan
pelajaran yang dapat dilakukan dengan diskusi atau menyiapkan bahan-bahan
menarik yang mampu menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
b)
Merencanakan kegiatan belajar bersama
para siswa yang mencakup pembicaraan tentang criteria keberhasilan,
langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi belajar.
c)
Bertindak atau berperan sebagai
penasihat bagi siswa bila diperlukan
d) Membantu
siswa menilai pencapaiannya sendiri.
2.
Pengorganisasian
Selama kekgiatan
belajar perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang
mengatur dan memonior kegiatan belajar dari awal kegiatan sampai akhir
kegiatan. Dalam hal ini guru perlu menguasai keterampilan sebagai berikut.
a)
Member orientasi umum tentang tujuan,
tugas, atau masalah yang akan dipecahkan sebelum siswa mengerjakan tugasnya.
b)
Memfariasikan kegiatan yang mencakup
penyediaan ruang kerja, peralatan, cara kerja yang diperlukan, serta alokasi
waktu yang diperlukan.
c)
Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara
melihat kemajuan serta menggunakan materi dan sumber sehingga dapat memberikan
bantuan pada saat yang tepat.
d) Membagi
perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga guru siap datang
membatnu siapaa saja yang akan memrlukannya.
e)
Mengakhiri kegiatan suatu kulminasi
(puncak kegiatan) yang dapat berupa laporan hasil kerja yang dicapai setiap
siswa, dan dilanjutkan dengan kesimpulan tentang kemajuan yang telah dicapai
siswa dalam kegiatan pembelajaran itu.
3.
Pendekatan
Secara Pribadi
Hal-hal yang dpat
dilakukan guru agar dapat mengadakan pendekatan secara pribadi dengan siswa
antara lain sebagai berikut.
a)
Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
terhadap kebutuhan siswa.
b)
Mendengar secara simpatik ide-ide yang
dikemukakan oleh siswa.
c)
Memeberikan respon positf terhadap buah
pikiran siswa.
d) Membangun
hubungan saling mempercayai (secara verbal atau dengan kata-kata) secara
nonverbal atau ekspresi wajah, kontak langsung dengans siswa (menepuk bahu).
e)
Menunjukkan kesiapak untuk membantu
siswa tanpa kecenderungan mendominasi atau mengambil alih tugas siswa.
f)
Mengerti perasaan siswa dengan penuh
pengertian dan keterbukaan.
g)
Berusaha mengendalikan situasi shingga
siswaa merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu serta merasa menemukan
alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya.
4.
Memebimbing
dan Memudahkan Belajar
Hal-hal yang dapat
dilakukan guru untuk membantu siswa agar dapat terus maju tanpa mengalami
frustasi adalah sebagai berikut.
a)
Memerikan penguataan yang tepat karena
pada dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju.
b)
Mengadakan supervisi sejak proses awal,
yaitu guru segera berkeliling mendekati setiap siswa pada saat awal dimulainya
kegiatan belajar secara perseorangan, dengan maksud untuk melihat apakah siswa
sudah mulai bekerja dengan arah yang benar, dan bersedia membantu jika perlu.
c)
Mengadakan supervisi proses lanjut,
yakni kegiatan guru untuk memberikan bantuan kepada siswa secara selektif bagi
yaan memerlukan setelah kegiataan belajar perseorangan berlangsung beberapa
lama.
d) Mengadakaan
supervisi pemaduan, yakni guru mendatangi setiap siswa, membantu menilai
kemajuan, menyiapkan dan mengarahkannya pada kegiataan akhir yang harus dicapai
dalam waktu yang tersisa untuk mencapai target, laporan yang harus dibuat, dan
sebagaainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Eriyanti
dkk. 2002. Keterampilan Dasar Proses
Belajar Mengajar (Pengajaran Micro). Tidak diterbitkan. Universitas
Baturaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar