Makalah
Hakikat
Retorika dan
Sejarah
Perkembangan Retroika
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliaah
Retorika
Disusun Oleh
Andri Syarifudin 1121153
Dosen Pembimbing: Darningwati, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA,
SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan.
Makalah
ini disusun sebagai tugas mata kuliah Retorika. Di samping itu, makalah ini
dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa-mahasiswi tentang ilmu retorika.
Kami sangat menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik, saran, dan masukan dari pembaca
dapat memperbaiki kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa-mahasiswi Universitas
Baturaja.
Baturaja, Okteber 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip
Dasar Komunikasi......................................................................... 3
B. Hakikat
Retorika....................................................................................... 6
C. Retorika
Sebagai Satu Proses Komunikasi................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Retorika
berarti kesenian untuk berbicara baik, (Kunst,
gut zu renden atau Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam
(talenta) dan keterampilan teknis (ars,
techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara
baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian
berbicara ini bukan hanya berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan
tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara
singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang
kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan
daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan
yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud retorika ?
2. Bagaimanakah sejarah retorika ?
3. Mengapa retorika perlu untuk dipelajari ?
C.
Tujuan
Penulisan
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah tersebut,
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian retorika.
2. Mendeskripsikan dasar komuniasi.
3. Menjelaskan perkembangan retorika.
D.
Manfaat
Manfaat dari penulisan
makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis,
makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan baru mengenai Prinsip
dasar komunikasi, hakikat retorika dan perkembangannya. Secara praktis, makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan
manfaat bagi
a.
Penulis
Penulis diharapkan setelah membuat dan
mempresentasikan makalah ini dapat lebih memahami dalam prinsip dasar
komunikasi, hakikat retorika dan perkembangannya.
b.
Pembaca
Semoga setelah membaca makalah ini,
pembaca dapat mengetahui tentang prinsip dasar komunikasi, hakikat retorika dan
perkembangannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip
Dasar Komunikasi
Berbicara baik di depan umum ataupun dengan seseorang,
pada hakikatnya merupakan proses komunikasi di antara kedua belah pihak yang
terlibat dalam pembicaraan itu.
Dalam proses itu nampak
adanya penyampaian informasi , ide beserta sikap dari seseorang kepada
orang atau sekelompok orang lain dengan tujuan tertentu yang di canangkan si
pembicaranya.
Dengan kata lain, pembicaraan dimaksud melibatkan segalah
komponen serta unsur-unsur komunikasi. Bahkan mungkin juga berlangsung lama
hingga mencapai situasi dan kondisi kedua belah pihak memperoleh kesamaan makna
terhadap apa yang di perbincangkannya.
Istilah “komunikasi” sendiri pada hakikatnya mengandung
arti ganda. Komunikasi bisa di artikan sebagai hubungan antar bagian-bagian
mesin, seperti as gardan pada mobil,
pemindahan tenaga listrik pada perkakas dapur, jalan penghubung kota; dan
pengaruh suatu organisme lainnya.
Dalam hal pengertian yang terakhir, kita dapat mengenal
adanya komunikasi di kalangan hewan, dari kicauan burung, kokok ayam, raungan
kucing, sampai pada gonggongan anjing yang mengandung peringatan atau hardikan.
Karena itu kita bisa lebih kenal lagi pada konsep dasar yang
membatasi komunikasi dengan interaksi di kalangan manusia .
Dengan demikian komunikasi di kalangan manusia merupakan
upaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku orang lain dengan
menggunakan sinyal dan atau simbol yang dirasakan melalui pikiran sehat orang
lain itu, sadar ataupun tidak (jones, 1978: 6)
Lebih operasional lagi Carl I Hovland (1953: 12)
menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana seorang insan ( biasanya
berupa lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah perilaku insan lainnya (
hadirin).
Dalam hal ini Hovland mengemukakan empat faktor yang
terlibat dalam proses komunikasi yang dimaksud yaitu:
1. Komunikator yang
memprakasi komunikasinya
2. Rangsangan (
stimulus atau lazim pula disebut pesan
komunikasi ) yang disampaikan oleh komunikator
3. Hadirin (
biasa disebut komunikan ) yang
menanggapi pesan komunikasi tersebut
4. Tanggapan hadirin terhadap
pesan komunikasi yang disampaikan komunikator itu
Tidak seorang komunikator melakukan sesuatu perilaku
apabila tidak di rangsang oleh panca indranya yang memperoleh kesan dari suatu
kehdiran fakta , data, gejala, atau peristiwa yang ada disekitarnya. Fakta,
data, gejala, atau peristiwa, maupun apa saja yang ada di alam semesta ini akan
selalu menimbulkan kesan pada otak siapa pun atas laporan panca indranya.
Atas persepsinya itu timbul idea tau inisiatifnya untuk
menyampaikan pesan yang akan merangsang
lawan bicara atau orang lain yang memedulikannya,
Baik mereka hadir di hadapannya maupun tidak. Melalui idenya
itu si komunikator merekayasa pesan-nya
sedemikian rupa serta menyampaikannya kepada komunikan dengan didasarkan pada tujuan yang diinginkannya .
Dalam keadaan tidak sama, komunikator akan selalu
berusaha keras untuk “ menyamakannya “akibat dengan tujuan yang dikehendakinya,
dalam arti berusaha mempengaruhi komunikan agar berpersepsi yang sama terhadap pesan dan tujuan yang disampaikannya.
Dengan kata lain, komunikasi membuat si penerima dan si
pemberi sama-sama atau bersesuaian
(tuned) dalam menanggapi suatu pesan (onong, 1973 : 39 ).
Dengan demikian, sebenarnya komunikasi akan berlangsung
apabila di dalamnya terlibat paling sedikit enam unsur yaitu; sumber,
komunikator pesan, komunikan, tujuan dan akibat. Sedangkan bagi komunikasi
sifaatnya luas, umum, melibatkan jarak jangkauan penyampaian pesan yang jauh,
selalu harus menggunakan media. Adapun Situasi-nya justru tergantung
pada kondisi dari masing-masing unsur tersebut.
Dalam hal berlangsungnya suatu komunikasi, para pelaku
komunikasi - baik komunikator maupun komunikan – menjalani kondisi di mana
masing-masing memperoleh persepsi terhadap situasi yang terjadi pada saat itu.
Karenanya syarat utama untuk mencapai kesamaan ( commonness ) pendapat, sifat, sikap, dan
perilaku terhadap pesan yang timbul dalam proses komunikasi itu, masing-masing
pelaku komunikasi harus mampu dan mau ber-empati
(memproyeksikan dirinya pada diri lawan dalam berkomunikasi itu).
Dengan demikian, masing-masing pelaku komunikasi akan
dapat memahami maksud dari penyampaian pesan (yang dilakukan komunikator)
maupun umpan balik yang muncul sebagai akibat (penerimaan komunikan terhadap
pesan tersebut) yang terjadi pada diri komunikan.
Kesediaan untuk berempati merupakan suatu sikap
psikologis yang berintikan itikad baik untuk mencapai persesuaian paham
(astrid, 1982: 6).
Dalam hal ini jelas bahwa prinsip dasar dari komunikasi akan melibatkan pelbagai
bentuk persuasi, sekalipun dalam situasi komunikasi tatap muka (Hovland.
1953:5).
Melaui empati dan teknik-teknik persuasinya,
komunikator berusaha memepengaruhi
komunikannya, dalam arti berupaya mempengaruhi komunikannya, dalam arti
berupaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku komunikan sesuai dengan
apa yang dikehendakinnya.
Apabila sikap. Sifat, pendapat, atau pelaku komunikan itu
sesuai dengan kehendak komunikatornya, maka komunikasinya yang dimaksud
dikatakan berhasil, dalam arti kehendak komunikator itu tercapai. Dalam hali
ini terwujud suatu kesamaan makna
terhadap pesan komunikasi antara komunikator dengan komunikan.
Situasi demikian seringkali terjadi selama komunikasi itu
belum menunjukkan perubahan yang sesuai dengan keinginan komunikatornya , atau
akibat dari komunikasi itu belum
menunjukkan sama dengan tujuannya. Selama itu pula komunikasi akan berlangsung
dengan timbale balik, diman masing-masing pelakunya berubah-ubah status dari
komunikator menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.
B.
Hakikat
Retorika.
1.
Pengertian Retorika
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti
mengucapkan kata atau kalimat kepada seorang atau sekelompok orang, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberi motivasi) .
Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada
manusia. Oleh karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia. Bahasa dan
pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan
pikirannya kepada manusia lain.
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst, gut zu reden atau ars bene dicendi),
yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars , techne).
Dalam dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian
untuk berbicara baik, yang dipergunakan
dalam proses komunikasi antar manusia.
Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi
dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian
serta penilaian yang tepat.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara
pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika
berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih
efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.
Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai
seniberbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para rector yang terkenal
(imitatio)dengan mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina)
dan dengan melakukan latihan yang teratur (excercitium).
Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan (res)
dan mengungkapan yang tepat melalui bahasa melalui (verba)
1.
Alasan
Retorika Dipelajari
Didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau
orang-orang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara.
Menguasai kesanggupan berbicara dan keterampilan
berbicara menjadi alasan utama keberhasilan orang-orang terkenal di dalam
sejarah dunia.
Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau
berpidato merupakan instrumen utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa
dipergunakan untuk ketidak mampuan dan
keyakinkan orang lain. Ketidak mampuan mempergunakan bahasa, sehingga tidak
jelas mengungkapkan masalah atau pikiran
akan membawa dampak negative dalam hidup dan karya seorang pemimpin.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang rwetorika dan ilmu
komunikasi, yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan
dalam bidang-bidang di bawah ini:
1).
Kemampuan pribadi
Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam
mempergunakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang
yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
·
Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas
di depan public dapat dikuragi atau dilenyapkan
·
Rasa pasti pada diri dapat dipupuk dan
bertumbuh
·
Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri
dapat semakin bertamabah
·
Dia dapat mengalami perkembangan dalam
hal teknik berbicara
·
Artikulasi dalam mengucapkan kata-kata
menjadi lebih jelas
·
Bahasanya memiliki daya persuasi
·
Lewat komunikasi retoris kemampuan
pendagogis dan psikologis dapat di bina
·
Kemampuan untuk berbicara secara spontan
dapat dikembangkan
·
Kemampuan memberi motivasi dapat
dipertinggi
·
Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan
dalam mengemukakan dan memepertahankan pendapat atau ide
·
Dapat memperluas perbendaharaan kata
·
Dapat mengkoordinasi dengan lebih mudah
mimik dan gerak- gerik selama berbicara atau berdialog
·
Kesediaan untuk mendengarkan orang lain
dapat dikembangkan
·
Keterampilan untuk mengolah artikel
dapat dikembangkan
2).
Keberhasilan pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dapat terampil dalam
mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya,
antara lain:
·
Mengalami kemudahandalam proses
berkomunikasi
·
Baginya terbuka kesempatan dan
kemungkinan yang lebih luas untuk mendapat kerja
·
Dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha
pribadi
·
Lebih mudah mendapat pengakuan dan
penghargaan dari orang lain
·
Memperoleh kemungkinan lebih besar untuk
menanam pengaruh
·
Pengertian terhadap orang lain semakin
terbina
·
Dapat terbina sikap batin yang positif
terhadap sesame dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup
dan karyanya
3).
Tugas dan Jabatan
Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat
member keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
·
Orang dapat mengemukakan pikiran secara
singkat, jelas tetapi padat sehingga mudah menyakinkan orang lain
·
Orang memiliki keterampilan dan kekuatan
dalam mempertahankan pikiran atau pendapat
·
Orang dapat membina relasi yang
menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institut atau partai-partai
politik
·
Penguasaan yang lebih baik tentang seni
membawakan ceramah atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting
·
Membantu dalam memperluas orientasi dan
wawasan
·
Mempertinggi keterampilan para produsen
untuk menjual dan menawarkan hasil-hasil produksinya
·
Memperluas pengetahuan, khususnya
mengenai sumber-sumber informasi
·
Memperkecil kemungkinan kesalahan
komunikasi, yang dapat membawa dampak negatif bagi tugas dan jabtan.
4).
Kehidupan pada umumnya
Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan
di bawah ini:
·
Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk
mengontrol diri
·
Dalam proses komunikasi yang sering ,
orang dapat menjadi semakin terbuka terhadap diri sendiri dan terhadap orang
lain
·
Menghantar orang yang bersangkutan ke
dalam bidang interese yang baru
·
Mengaktifkan dan mengembangkan
kesanggupan-kesanggupan laten
·
Lewat proses komunikasi retoris dapat terbina
sikap objektif dan toleran
·
Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan
komunikasi antarmanusia
2.
Retorika
Sebagai Satu Proses Komunikasi
1). Apa itu komunikasi?
Komunikai adalah proses pengalihan makna antar pribadi
manusia atau tukar-menukar berita dalam sistem informasi. Ada empat faktor yang
menjadi persyaratan terjadinya satu proses komunikasi yaitu:
·
Komunikator (K), adalah orang atau
pribadi yang mengatakan, atau mengucapkan sesuatu.
·
Warta, pesan atau informasi (I), yaitu
apa yang diucapkan; apa yang disampaikan.
·
Resifiens (R), adalah oraang yang
mendengar atau menerima apa yng dikatakan atau disampaikan oleh komunikator.
·
Medium (M), adalah tanda yang
dipergunakan oleh komunuikator untuk menyampaaikan warta atau pesan.
Supaya komunikasi dapat tejadi, dalam arti terjadi saling
pengertian antara komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda
(T), yang dimiliki oleh komunikator dan resipiens dan dapat dimengerti oleh
keduanya.
Komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan
resipiens, di mana komunikator menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens,
melalui medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2). Retorika sebagai proses komunikasi
Aspek-aspek
komunikasi retoris sebagai berikut:
·
Seorang pembicara, menyampaikan kepada ;
·
Seorang pendengar sebagai kawan bicara
atau pelanggan;
·
Sesuatu;
·
Dengan maksud dan tujuan tertentu
(menjual mobil);
·
Memberikan argumen –argumen terhadap
pembicaraan
·
Sambil mendengar dan mempertimbangkan
argumen-argumen balik dari pendengar;
3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitasdalam
proses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur
komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
a.
Pada
komunikator
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah:
1.
Pengetahuan tentang komunikasi dan
keterampilan berkomunikasi
Yang dimaksud adalah penguasaan bahas dan keterampilan
mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk
mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan
menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai
dengam kebutuhan mereka.
2.
Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat
membela diri, sikap mantap dan mengyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar
dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besardalam proses komunikasi
retoris.
3.
Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator
sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas karena begitu dia dapat mengenal
dan menyelami situasi pendengar dab dapat mengerti mereka dengan lebih baik.
4.
Sistem sosial
Sistem komunikator berada dan hidup di dalam system
masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki komunikator di
dalam masyarakat sangat mempengaruhi berpengaruh atau tidak).
5.
Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki
seorang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris.
b.
Faktor-faktor
pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi komunikator.
1.
Pengetahuan tentang komunikasi dan
keterampilan berkomunikasi
Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang
dipergunakan oleh komunikator tidaak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan
dengan hal ini, perlu diperhatika bahwa pendengar mempunyai cara memndengar dan
mengerti sendiri, yang dapata berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksud oleh
komunikator.
2.
Sikap resipiens
Faktor ini juga dapat menentukan aktivitas komunikasi
retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik
akan member pengaruh positif dalam proses komunikasi; sebaliknya sikap-sikap
negatif seperti tetutup, jengkel, tidak simpatik tehadap komunikator akan
mendatangkan pengaruh negatif.
3.
Sistem Sosial dan Kebudayan
Sistem sosial dan kebudayaan tetentu dapat menghasilkan
sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah
hati, suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain
pihak orang bisa menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk pada
pimpinan.
c.
Faktor
–faktor Pada Pesan dan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium .
kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses
komunikasi retoris.
1.
Elemen-elemen pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan
medium. Dalam proses ini , komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang
membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar.
2.
Struktur pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat
mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan
adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk
mengungkapkan pesan .
3.
Isi pesan
Isi pesan yang diungkapkan lewat medium harus
dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah
ditangkap, tidak terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak kebenaran,
karena dapat membingungkan resipiens.
4.
Proses pembeberan
Yang dimaksudkan adalah cara membwakan dan mengemukakan
pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih yaitu membawakan
secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketika kemungkinan
ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi.
4). Kegunaan Komunikasi Retorika
Mengapa komunikasi retoris itu penting? KONRAD LORENZ mengatakan : “apa yang
diucapkan tidak berarti juga didengar ; apa yang didengar, tidak berarti juga
dimengerti; apa yang dimengerti tidak berarti juga disetujui; apa yang
disetujui tidak berarti juga diterima; apa yang diterima tidak berarti juga
dihayati; apa yang dihayati tidak berarti juga mengubah tingkah laku.”
Kalimat-kalimat ini mau mengungkapkan kesulitan dalam
proses komunikasi antar manusia. Antara ide atau pikiran dan realisasinya yang
kongkret terbentang satu jalan panjang, yang memiliki berbagai macam kesulitan dalam
penyampaian, sehingga dapat mengurangi
efektivitas dalam proses komunikasi.
Oleh karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa
yang diucapkan dapat dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang
disetujui dapat diterima; apa yang diterima dapat dihayatidan apa yang dihayati
dapat mengubah tingkah laku.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Istilah “komunikasi” sendiri pada
hakikatnya mengandung arti ganda. Komunikasi bisa di artikan sebagai hubungan
antar bagian-bagian mesin, seperti as
gardan pada mobil, pemindahan tenaga listrik pada perkakas dapur, jalan
penghubung kota; dan pengaruh suatu organisme lainnya.
Dalam
hal pengertian yang terakhir, kita dapat mengenal adanya komunikasi di kalangan
hewan, dari kicauan burung, kokok ayam, raungan kucing, sampai pada gonggongan
anjing yang mengandung peringatan atau hardikan. Karena itu kita bisa lebih
kenal lagi pada konsep dasar yang membatasi komunikasi dengan interaksi di
kalangan manusia .
Dengan
demikian komunikasi di kalangan manusia merupakan upaya mengubah sikap, sifat,
pendapat, dan perilaku orang lain dengan menggunakan sinyal dan atau simbol
yang dirasakan melalui pikiran sehat orang lain itu, sadar ataupun tidak
(jones, 1978: 6)
B.
Saran
Penulis
menyarankan kepada pembaca agar membacanya dengan teliti makalah ini dan agar
pembaca dapat mengetahui dengan jelas mengenai prinsip dasar komunikasi,
hakikat retorika serta sejarah perkembangan retroika.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendrikus, Dori Wuwur. 1990. Retorika, keterampilan berpidato, berdiskusi, berargumentasi, bernegosiasi.
Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar