Keterampilan Mengelola Kelas
(Class Room Management)
Tugas
guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan
menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat
dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. (intruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan
kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan
secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi
bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan
gangguan terhadap belajar mengajar.
Gangguan
dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan ke dalam iklim belajar
yang serasi ( kemampuan kedisiplinan), akan tetapi gangguan dapat pula bersifat
cukup serius dan terus-menerus sehingga diperlukan kemampuan meremedial.
Disiplin itu sendiri sebenarnya merupakan akibat dari pengelolahan kelas yang
efektif.
Suatu
kondisi belajar yang optimal dapat tercapai bila guru mampu mengatur siswa dan
saran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang sangat
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan interpersonal yang
baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan
syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan yang efektif merupakan
prasyarat bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Keterampilan
mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika
terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan
remedial.
Penggunaan
Kelas
Penggunaan
komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
1.
Mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku.
2.
Membantu
siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.
Menimbulkan
rasa kewajiban melihat diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai
dengan aktivitas kelas.
Komponen
Keterampilan Mengelola Kelas
Komponen
keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
1.
Kehangatan
dan keantusiasaan
2.
Penggunaan
bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa
3.
Perlu
dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi
4.
Diperlukan
keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah
gangguan yang timbul.
5.
Penekanan
hal yang positif dan menghindar pemussatan perhatian siswa pada hal negatif
6.
Mendorong
siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri denghan cara memberi contoh
dalam perbuatan guru sehari-hari.
Keterampilan
mengelola kelas dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
Keterampilan
yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
a.
Menunjukkkan
sikap yang tanggap: melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasa bahwa
“guru hadir bersama mereka” dan “tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat
ditijukan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati,
memberikan pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan serta kekacauan
siswa.
b.
Membagi
perhatian: pengelolahan kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian
yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual
dan verbal. Memusatkan perhatian kelompok : perbuatan ini penting untuk
memperhatikan siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara
menyiagakan siswa, menuntut tanggung jawab siswa.
c.
Memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas.
d.
Menegur:
teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku harus
dihentikan; (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung
peringatan yang kasar atau yang mengandung penghinaan; (3) menghindari ocehan
berkempanjangan.
e.
Mamberi
penguatan: memberikan penguatan dapat dilakukan kepada siswa yang suka
mengganggu jika pada suatu saat tertangkap melakukan perbuatan yang positif.
Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar.
2.
Keterampilan
yang berkaitan dengan pengembalian kondisi yang optimal.
Keterampilan
ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remadial untuk mengembalikan
kondisi belajar yang optimal.
Beberapa
stategi yang dapat digunakan oleh guru adalah :
a.
Memodifikasi
tingkah laku: Beberapa tingkah laku yang digunakan untuk mengorganisasikan
tingkah laku adalah; (1) merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan; (2)
memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam
program remedial; (3) bekerja sama dengan rekan atau konselor; (4) memilih
tingkah lakun yang diperbaiki; dan (5) memvariasikan pola penguatan yang
tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan dengan
teknik tertentu, misalnya penghapusan penguatan, memberi hukuman, membatalkan
kesempatan, dan mengurangi hak.
b.
Pengelolahan
kelompok: Pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai
salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolahan kelas.
Keterampilan yang diperlukan antara lain; (1) memperlancar tugas, (2)
memelihara kegiatan kelompok.
c.
Menemukan
dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah adalah seperangkat cara
yang dapat dikerjakan, menurut Mashall, adalah: (1) pengabaian yang
direncanakan; (2) campur tangan dengan isyarat; (3) mengawassi dari dekat; (4)
mengusai perasaan yang mendasari terjadinya satu perbuatan yang negatif; (%)
mengungkapkan perasaan siswa; (6) memindahkan masalah yang bersifat mengganggu;
(7) menyusun kembali rencana belajar; (8) menghilangkan ketegangan dengan
humor; (9) memindahkan penyebab gangguan; (10) pengekangan fisik; (11)
pengasingan.
Hal-hal yang
harus dihindari
Beberapa
kekeliruan yang perlu dihindari dalam mempraktikkan keterampilan mengelola
kelas adalah:
1.
Campur
tangan yang berlebihan: perbuatan ini ditandai dengan komentar verbal guru yang
berkelebihan, yang “memaksakan dirinya masuk” atau mencampuri secar tidak
kehendak dalam kegiatan peserta didik.
2.
Kelenyapan
perbuatan yang menunjukkan adanya kelenyapana dilihat pada tingkah laku guru
yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, sehingga penyajiannya menjadi
terhenti untuk beberapa saat, yang sifatnya menjadi mengganggu.
3.
Ketidaktepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan kekeliruan ini timbul bila guru memulai sesuatu
aktivitas tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat pula dia
menghentikan kegiatan yang pertama dan mulai kegiatan yang berikutnya, kemudian
kembali lagi kepada kegiatan pertama.
4.
Penyimpangan:
penyimpangan terjadi karena guru sedemikian asyik membicarakan yang keluar dari
tujuan pembelajaran.
5.
Bertele-tele:
kesakahan ini terjadi karena guru; (1) selalu mengulang-mengulang hal tertentu,
(2) memperpanjang keterangan, (3) mengubah sesuatu teguran yang sederhana
menjadi ocehan yang berkepanjangan.
6.
Pengulangan
penjelasan yang tidak perlu: Kekeliruan ini ditandai oleh kegiatan guru yang
membagi petunjuk secara terpisah dalam setiap kelompok, yang sebenarnya
petunjuk tersebut dapat diberikan secara klasik.
Melihat
sedemikian kompleks keterampilan mengelola kelas, maka penguasaan atau pemahaman
komponen keterampilan menggunakannya harus dikerjakan dan dilatihkan secara
inisiatif.
DAFTAR PUSTAKA
Asril,
Zainal. 2010. Micro Teaching: Disertai
debngan Pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar