Keterampilan
Berpidato
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Presentasi
Mata
Kuliah Retorika
Oleh
Andri
Syarifudin 1121153
Dosen
Pengampu: Darningwati, M. Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA,
SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNUVERSITAS BATURAJA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Swt. Karena atas rahmat-Nya jualah kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Berpidato” tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas presentasi dan
sebagai salah satu bahan penunjang pembelajaran Retorika pada Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Baturaja.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Retorika
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah sederhana ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan, Sehingga
kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah sederhana
ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya. Terimakasih.
Baturaja, November 2013
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................... i
Daftar
Isi......................................................................................................... ii
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Persiapan Berpidato........................................................................... 3
1. Persiapan Fisik................................................................................ 4
2. Persiapan Mental............................................................................ 5
3. Persiapan Materi............................................................................. 5
4. Persiapan Penggunaan
Media/Multimedia..................................... 7
BAB III. PENUTUP
A.
Simpulan............................................................................................ .8
B.
Saran...................................................................................................
9
Daftar Pustaka................................................................................................ 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika dengan pidato memiliki
hubungan yang sangat erat sekali, karena sama-sama memiliki pihak lain atau
maksud untuk disampaikan kepada pihak lain. Retorika adalah seni kemampuan
menyampaikan pendapat, mengemukakan gagasan, menyampaikan informasi kepada
orang lain secara efektif dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya baik secara
lisan maupun tulis. Sedangkan pidato adalah berbicara didepan umum untuk tujuan
tertentu. Dari pengertian di atas, maka jelaslah bahwa retorika dengan pidato
memiliki hubungan yang sangat erat.
Menurut Aristoteles retorika berarti
kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia untuk mempersuasi. Kemampuan
dalam pengertian ini kita tafsirkan sebagai kemapuan unutk memilih dan
mengugunakan. Alat perangkat yang tersedia adalah berupa bahasa dan segala
aspeknya. Jadi retorika menurut Aristoteles kemampuan unutk memilih dan
mengunakan bahasa dalam situasi tertentu secara afektif untuk mempesuasi orang
lain. Oleh karena itu sebelum kita berpidato sebaiknya kita mempersiapkan dulu
untuk berpidato. Persiapan yang harus dimiliki oleh orang yang berpidato itu
harus ada persiapan fisik, mental, materi dan media. Tanpa adanya persiapan
maka dalam berpidato tidak akan berjalan dengan baik.
Dengan demikian komunikasi dapat
berjalan secara efektif setelah orang lain mengetahui, memahami serta menerima
pesan atau komonikasi, sehingga audiens akan menyetujui apa yang dimaksudkan
oleh pembicara pesan dalam komunikasi.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, kami mengambil rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah
ini, yaitu:
- Bagaimanakah
persiapan fisik dalam berpidato?
- Bagaimanakah
persiapan mental dalam berpidato?
- Bagaimanakah
persiapan materi dalam berpidato?
- Bagaimanakah
persiapan penggunaan media/multimedia dalam berpidato?
C.
Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah yang
akan dipaparkan dalam makalah ini, tujuan penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui persiapan dalam berpidato.
D.
Manfaat
Manfaat dari penulisan
makalah ini baik bagi penulis atau bagi pembaca yaitu menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai hukum retorika, serta dijadikan sebagai acuan pemateri
dalam penyampaian atau presentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persiapan Berpidato
1. Persiapan fisik
Yang dimaksud dengan persiapan fisik
ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh agar selalu
berada dalam kondisi prima. Persiapan ini memberikan pengaruh dan dampak yang
sangat basar pada penampilan pibadi sewaktu berbicara di hadapan umum.
Perlunya
persiapan fisik adalah berdasarkan kepada pribahasa Yunani yang mengatakan “Men Sanna In Corpore Sanna” yang berarti
di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Pada hakikatnya,
berbicara ialah menyatakan pikiran di
hadapan orang lain. Isi pikiran, akan keluar dengan sitematis dan teratur apabila kondisi pikiran
itu sendiri berada dalam keadaan normal, pasti di tentukan oleh sehatnya
kondisi jasmani kita.
Di
samping kesehatan pikiran, persiapan fisik perlu juga untuk mendukung
penggunaan teknik retorika lainnya, seperti : daya tahan tubuh dalam berbicara,
penggunaan pandangan mata, ekspresi wajah, suara dan gerakan tangan. Bagaimana
kita mengeluarkan suara dengan bagus, kalau kita batuk, dan bagaimana sorotan
mata apabila kita dalam keadaan lemas.
Karena
itu lakukan persiapan fisik dengan sebaik-sebaiknya, dengan menempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan
olahraga secara teratur dan kontinu
2. Hindari
makanan-makanan dan minuman yang berminyak yang dapat merusak atau menggangu
tenggorokan.
3. Untuk
sementara, usahakan menghindari berbagai masalah yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan. Rahasianya ialah gangguan masalah lain dapat
menimbulkan kecemasan, kecemasan bisa
menimbulkan ketegangan. Sedangkan ketegangan itu sendiri adalah sumber penyakit
bagi manusia. Akibatnya kita akan tampil di depan umum dengan penuh masalah dan
ketegangan. Jangan terlalu tegang sewaktu melakukan persiapan mental dan
persiapan materi.
2. Persiapan
Mental
Persiapan
mental adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan
kepercayaan kepada diri, sehingga melahirkan perasaan mampu untuk berbicara di
hadapan umum. persiapan mental dilakukan, terutama bagi seorang komonikator yang baaru memulai pekerjaan
sebagai pembicara atau bagi seorang yang ragu-ragu menyampaikna suatu topic
pembicaraan sesuai dengan permintaan panetia acara.
Seorang
yang tidak melaksanakan persiapan mental untuk berbicara di hadapan orang lain.
Biasanya akan mengalami berbagai akibat, seperti : demam panggung, cemas,
khawaitir, ragu-ragu, kahilangan materi bahkan kehilangan suara. Berikut ini,
akan dijelaskan berbagai cara untuk persiapan mental:
1.
Meningkatkan Keimanan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Meningkatkan keimanan, berarti meningkatkan
kepercayaan dan kayakinan terhadap kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Bagi seorang yang telah kuat imannya, pasti dia tidak merasa ragu dan takut
pada siappun juga, kecuali kepada Tuhan.
Perlu disadari, meningkatkan keimanan adalah suatu
proses, tidak ada orang yang begitu ingat Tuhan lansung kuat imannya, kecuali
atas kehendak-Nya. Untuk itu, lakukan proses ini secara rutin, walau belum ada
kesempatan memberikan ceramah, caranya, anata lain :
a. Laksanakan
ibadah dengan sungguh-sunguh dan kontinu
b. Bacalah
buku-buku yang berkaitan dengan agama, kemudian renungkan berulang-ulang
c. Sering
bertanya atau berbincang-bncang dengan orang yang sudah mapan dalam menjalankan
ajaran agama
d. Selalu malakukan introspeksi diri.
2. Meningkatkan
Akhlak
Disamping berupaya meningkatkan iman,
kita juga perlu meningkatkan akhlak. Terutama dalam bergaul dengan manusia
lain. Orang memiliki akhlak dan moral yang terpuji, pasti akan menjadi panutan
bagi orang banyak. Dinyatakan mengeluarkan cahaya yang mampu mempengaruhi orang
lain. Bicara pasti didengar orang. Sikap dan prilakunya akan dicontoh, dan
pendapat yang disampaikannya akan menjadi pegegangan bagi masyarakat.
Menurut
ahli retorika, bila kita mempunyai moral yang tinggi berarti kita memiliki
kredibilitas untuk tampil di tempat umum. Mungkinkah pembicaraan kita didengar
oleh orang lain? kita sebagai penceramah tidak pernah melaksanakannya. Oleh
sebab itu berusahalah mempertinggi ahlak dan moral agar bisa menjadi seorang
orator yang disegani dan dihormati masyarakat.
3. Melakukan
Dialog Dengan Diri Sendiri
Di
samping langkah di atas, kita hrus pula melakukan langkah ini dalam rangka
persiapan mental. Caranya, dengadakan Tanya jawab dengan diri sendiri. Menurut
Dale Carneige dalam bukunya : “How
developselef convidence and influence people by public speaking,” persiapan
yang sesungguhnya bukan hanya menulis di atas kertas apa yang akan diucapkan
dalam suatu pidato. Kalau kita sendiri belum merasa yakin kebenaran apa yang
kita bicarakan dan kurang penghargaan terhadap apa yang akan diucapkan. Maka di
tangah jalan kita akan kehilangan keseimbangan dan gugurlah selurh kekuatan
kita.
Langkah
persiapan mental tidak hanya ditunjukan kepada orang-orang yang baru memulai
profesi sebagai pembicara, melainkan juga bagi mereka yang sudah terbiasa
menjadi penceramah. Pernyataan ini penulisan meyampaikan dengan alas an, tidak
ada orang yang tidak memilki perasaan ragu dan takut, jika diminta berbicara di
depan umum. sebab pembicara yang professional akan selalu berhadapan dangan
mendengar yang berlainan situasi dan kondisi baik pangkat, status maupun
jabatan.
3. Persiapan
Materi
Yang
dimaksud dengan persiapan materi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan forum dengan teratur, luas dan
mendalam.
Menurut
Gentasari Anwar, SH. Langkah persiapan materi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1.
Jika topik yang dibicarakan belum ada atau diserahkan
panitia kepada kita, maka sebagai langkah pertama kita harus merumuskan topik
terlebih dahulu. Ada beberapa kriteria untuk menentukan topik yang baik, yaitu
:
a.
Topik harus sesuai dengan tujuan arah (pertemuan)
dalam hal ini, kita harus memilih topik. Jangan sampai terjadi, topik yang kita
sampaikan menyimpang dari tujuan. Kita angakat meningkatkan wawasan generasi
muda, jangan mengangkat topik yang menyudut generasi muda.
b.
Topik harus sesuai dengan perkembangan zaman atau
masyarakat. Tujuan topik itu seperti ini adalah untuk menarik minat masyarakat
Karena topik yang baru akan dibutuhkan oleh kebanyakan orang.
c.
Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
Betapa baguspun topik yang kita bicarakan apabila tidak sesuai dengan
pengetahuan pendengar. Topik itu, tidak hanya membingungkan melainkan pendengar
akan merasa bosan.
d.
Topik tidak terlalu luas, jika topic yang kita angkat
terlalu luas, maka pendengar tidak mendapat ulasan yang mendalam.
e.
Topik harus
sesuai dengan latar belakang pendengar.
Sebagai
langkah kedua, tetapkan judul pembicaraan, judul ialah nama yang diberikan
unutk topik atau pembahsan. Syarat sebagai judul yang baik sebagai berikut.
a.
Relevan
terhadap topik
b.
Menimbulkan
hasrat ingin tahu dan
c.
Mudah
diingat oleh pendengar
2. Sesudah topik
dan judul ditetapkan atau telah disediakan panitia, lalu priksalah pengetahuan
yang berada pada diri kita sendiri.
3.
Jika belum merasa menguasai materi secara luas dan
mendalam. Kumpulkan berbagai buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan topik
yang kita akan bicarakan dan bila perlu bertanya kepada oaring ahli di bidang
itu.
4.
Baca dan pelajari buku dan tulisan tadi dengan
sitematis. Jangan lupa memparhatikan teknik membaca yang akurat.
5.
Usahakan pola pikir yang kita gunakan dalam
mempelajari bahan-bahan tadi adalah pola pikir filsafat.
6.
Selanjutnya, tulis materi pidato selengkap-lengkapnya
dan anggapan tulisan inilah yang akan disajikan secara utuh di hadapan umum.
7.
Bacalah tulisan tadi berulang-ulang, sampai kita
betul-betul mengerti memahami, menghayati dan menguasai dengan baik.
Sesudah
langkah-langkah persiapan sebagai mana diuraikan di atas dianggap memadai, maka
menjelang tampil di depan umum jangan lupa mohon petunjuk dari tuhan yang maha
esa. Bila dilakukan dengan keyakinan penuh, percayalah akan ada bimbingan dari
tuhan baik dalam bentuk ketenangan, kekuatan lindungan maupun petunjuk berupa
ilham.
4. Persiapan
Penggunaan Media/Multimedia
1.
Persiapkan bahan/materi/alat yang akan digunakan.
2.
Persiapkan sound sistem dalam berpidato
3.
Persiapkan Leptop, LCD Proyektor, microfon.
4.
Pergunakan blocking yang baik dengan
menunjukkan sesuatu di layar dengan pointer agar lebih menghidupkan suasana.
5.
Persiapkan podium agar pendengar bisa melihat dan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara.
6.
Sesudah itu hadapilah hadirin dan berusahalah menatap
satu persatu mata mereka secara bersahabat.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak atau
usaha yang efektif dalam persiapan, penataan dan penampilan tutur untuk membina
pengertian dan kerja sama kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus
melihat situasi dan bentuk acara apa tempat kita tampil.
Selain dari hal itu, kita harus melakukan
persiapan fisik, mental, persiapan materi dan persiapan penggunaan media untuk
memantapkan penampilan kita, ketika tampilan di depan umum. Misalnya selalu
berolahraga, memilih makanan yang kita makan, selalu belajar, mendekatkan diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyiapkan materi dan banyak hal lain yang perlu
diperhatikan.
Begitu juga halnya, ketika sudah
tampil di depan umum kita perlu memperhatikan teknik-teknik dan berpidato. Seperti
halnya melihat penampilan kita apakah sudah rapi berpakaian, kondisi fisik,
mental maupun spiritual kita.
B. Saran
- Setelah
membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami serta
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat
merubah tata cara berbicara yang baik dalam formalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Sameto, Hudero. 1996. Kiat Sukses
Mengolah Komunikasi. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Rendiasyah Al-Hakami. 2012. http://rendiasyah.blogspot.com/2012/03/definisi-pidato.html.
(diakses 15 November 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar