Dua Belas Hukum Retorika
Makalah
Sejarah Perkembangan Retroika
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliaah
Retorika
Disusun Oleh
Andri Syarifudin 1121153
Dosen Pembimbing:
Darningwati, M.Pd
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini berjudul ” dua belas hukum retorika
”, di dalam makalah ini akan membahas mengenai prinsip dasar komunikasi,
hakikat retorika serta sejarah perkembangan retorika.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyelesaian makalah ini yang
disebabkan kekurangan dan keterbatasan kemampuan pengetahuan yang penulis
miliki dan masih jauh dari kesempurnaan.
Sehubungan
dengan kekurangan dan kelemahan yang penulis lakukan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyusunan makalah ini. Tidak
lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Darningwati, M.Pd. Selaku
dosen pengampu mata kuliah Retorika, Atas apa yang telah diberikan ini saya
dapat memberikan suatu bekal ilmu pengetahuan kepada mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya mahasiswa Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah. Selain itu, penulsi berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.
Akhir
kata, penulis mohon maaf apabila ada kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini.
Baturaja , November
2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGATAR............................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 3
A. Latar
Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2
D. Manfaat
...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
DUA
BELAS HUKUM RETORIKA....................................... 3
BAB III PENUTUP.............................................................................. 7
A. Simpulan...................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada umumnya dalam
kehidupan kita sehari-hari, berbicara merupakan suatu hal yang sangat penting.
Dengan banyak berbicara kita dapat mengasah kemampuan berbicara kita secara
tidak langsung kita mengungkapkan kreativitas berpikir kita. Contohnya dalam
proses berpidato, secara spontan mereka akan menyampaikan suatu pesan kepada
pendengar.
Berbicara merupakan
alat komunikasi untuk kita saling berinteraksi, tukar-menukar informasi untuk
mencapai suatu tujuan dan maksud tertentu yang telah kita sampaikan. Dalam
berbicara pasti ada yang mendengar atau menerima apa yang telah disampaikan
oleh seorang pembicara atau sering disebut komunikator. Komunikasi tidak hanya
kita lakukan pada saat seorang komunikator sedang berbicara pada resipiens
saja, akan tetapi dapat juga melalui media baik berupa surat, telepon dan
televideo.
Adapun, Retorika
sebagai ilmu bicara yang sangat diperlukan oleh setiap orang dalam artian
retorika itu sendiri merupakan kesenian dan keterampilan berbicara yang dicapai
berdasarkan bakat alam. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan membahas
mengenai hakikat retorika dan sejarah perkembangan retorika.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Sebutkan
dua belas hokum retorika ?
2. Apakah
yang perlu diperhatikan dalam hukum retorika ?
3. Sebutkan
kepandaian dan keterampilan berbicara ?
C.
Tujuan
Sehubungan
dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui keterampilan berbicara.
2. Untuk
mengetahui hokum retorika.
3. Untuk
mengetahui skema yang jelas.
D.
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
dan dapat memberikan pengetahuan baru khusunya mengenai dua belas hukum
retorika .
Secara
praktis:
Makalah
ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
Penulis
diharapkan setelah membuat dan mempersentasikan makalah ini dapat lebih
memahami tentang dua belas hukum retorika.
Semoga setelah
membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang menghadapi keberatan
dalam menunjukan keyakinan dalm beragumentasi berdasarkan hokum retorika.
Semoga
setelah membaca makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan, khususnya
tentang dua belas hukum retorika.
BAB
II
PEMBAHASAN
DUA
BELAS HUKUM RETORIKA
Sebagai
penutup buku ini, dikedepankan dua belas hokum retorika, yang perlu
diperhatikan oleh setiap orang yang mau memiliki kepandaian dan keterampilan
berbicara.
1.
Kepandaian
berbicara dapat dipelajari
Setiap manusia
memiliki bakat untuk berbicara. Bakat ini harus dimunculkan, dibina dan
dilatih. Ribuan ahli pidato yang berhasil hanya karna melakukan latihan yang
teratur dan tekun. Mereka tida mundur setapak pun, ketika menghadapi
kesulitan-kesulitan dalam latihan. Setiap orang ingin memiliki kepandaian dan
keterampilan berbicara. Oleh karna itu belajarlah berpidato.
2.
Latihan
dirimu dalam teknik berbicara !
Siapa yang mau
mencapai hasil yang baik, harus memiliki alat-alat yang cocok untuk itu. Alat
yang dibutuhkan seorang retor adalah suara dan bicara,. Banyak orang sangat
memperhatikan perawatan kecantikan tubuh, sementara melalaikan perawatan suara.
Suara mereka tidak bias terdengar jelas, meskipun berbicara di dalam ruangan
yang kecil. Maka dari itu bina lah
suara, perhatikan artikulasi, bernafaslah sedalam mungkin, gerakanlah berbicara
secara tepat, maka anda akan lebih mudah menjadi seorang retor yang baik.
3.
Hilangkan
perasaan cemas – latihan berbicara sambil berpikir !
Jangan putus asa
kalau merasa cemas dan takut sebelum bicara. Perasaan cemas dan takut yang
timbi sebelum berbicara itu adalah ha alami dan manusiawi. Lewati latihan dan
keberanian, perasaan itu berangsur-angsurakan lenyap dengan sendirinya. Oleh
karna itu bicaralah sambil berpikir dan pikirlah sambil berbicara.
4.
Berpidato
itu bukan mermbaca !
Seorang retor
pertama-tama tidak membaca teks pidatonya. Dia menguasainya :teks,jalanpikiran
dan bagian-bagiannya. Sebelum tampil ia melatih diri sehingga tampil dengan
pasti dan mantap. Selama berpidato ia tetap mebina kontak dengan pendengarnya.
Ia merasakan makna kata-katanya, member tekanan yang tepat dan memperhatikan
dinamika bicara sehingga pidatonya menarik.
5.
Rumuskan
tema pidato secara tajam !
Seoranf retor
yang baik harus sanggup merumuskan tema secara tajam, dengan kata-kata yang
singkat, padat dan menegaskan ! dia harus tau membatasinya tema. Selama
berpidato tidak menyimbang dari tema, dan dia tahu bahwa berpidato bearti
mengatakan apa yang perlu pada saat yang tepatbsecara efektif !
6.
Pidato
harus memiliki skema yang jelas !
Seorang retor
yang baik harus memiliki skema pidato yang jelas. Sebelum tampil ia harus
menguasai skema itu, sebab satu onggokan batu belum bisa dikatakan rumah : satu
onggokan kata-kata bukanlah pidato ! ingat : semua yang teratur akan
mengesankan dan meyakinkan.
7.
Awal
yang menarik….. penutup mengesankan !
Yang penting
adalah bagaimana mereka membuka dan menutup pidato . awalilah pidato anda
secara menarik. Dengan mempergunakan cerita singkat : dengan mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang memancing. Sebaiknya kata-kata penutup ditulis.
Rumusnya harus singkat. Tapi padat dan mengesankan
.
8.
Saya
tahu, saya mau , dan saya berhasil
Seorang retor
harus tahu bahwa dia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing
para pendengarnya untuk mencapai satu tujuan. Ia harus berusaha supaya apayang
dikehendaki diungkapkan melalui kata-kata secara meyakinkan. Kata-kata nya
harus bisa menyentuh hati pendengarnya dan dapat mempengaruhi mereka mengambil
keputusan untuk bertindak.
Oleh karna itu kehendakmu
harus didasarkan pada pengetahuan yang dalam ! kedepan argumentasi yang
meyakinkan untuk mencapai hasil yang efektif ! carilah efektifitas dan bukan
aplus ! bangkitkan pada pendengar anda tindakan konkret dan bukan hanya sekedar
semangat ! kalau demi kian maka kata-katamu sungguh-sungguh menjema kedalam
tindskan !
9.
Tingkatan
argumentasi , dan siaga menghadapi keberatan!
Menyebut tujuan
pidato tanpa ditopang dengan argumentasi yang baik. Tidak akan membawa efek
dalam pidato. Oleh karna itu yang harus anda lakukan adalah membeberkan
argumentasi yang mantap dan menunjukan dasar-dasar kehendak yang meyakinkan.
Arahkan kata-katamu kepada budi para pendengar sambil menyentuh perasaan hati
mereka dan korbankanlah semangat mereka. Argumentasikan dan pembuktian harus
dikemukakan secara bertahan dan teliti. Siap-siagalah selalu untuk menjawab
keberatan yang mungkin akan dilontarkan.
10.
Yang
membuat sang retor bahagia adalah membawakan pidato !
Pidato sebagai
pidato harus dibawakan ! memiliki satu teks pidato yang lengkap dan tersusun
baik belum bisa memberi rasa puas kepada sang retor. Dia merasa puas dan
bahagia, ketika atau sesudah membawakan pidato itu. Para pendengar baru dapat
mengagumi seorang retor, ketika sedang atau sesudah mendengarkan pidato yang
dibawakan. Teks pidato yang disimpan di laci tidak akan membuat para pendengar
mengagumi sang retor.
11.
Bicaralah jelas !
Berusahalah
supaya berbicara sejelas mungkin. Pakailah kalimat dankata-kata sederhana yang
gampang dimengerti. Gunakanlah contoh-contoh konkret untuk memperjelas maksud
anda ! pengulamgan , namun setiap kali formulasikan secara lain , jauhkanlah
kata-kata klise , kata-kata asing yang tidak dimengerti dan yang terlau popular
, perbanyaklah senantiasa kosa katamu , : inget , ada ribuan buku yang menati
anda , ada ribuan retor yang yang berbagai kepada anda
12.
Latihan
menciptakan juara
Berpidato adalah
satu kesanggupan dan keterampilan praktis , kepandaian dan keterampilan
berbicara hanya bisa diperoleh melauli latihan , ini satu kebenaran sejarah sejak
2000 tahun lalu ,
Cicero
,
ahli pidato berkembangsaan romawi , menulis, “ saya berusaha dengan
penuh semangat : saya menulis dan mengkonsep kan rancangan pidato : namun saya
tidak merasa puas dengan latihan berpidato . siang dan malam budiku
berkecimpungan dengan ilmu pengutahan. “ setiap retor harus selalu membina dan
meninggatkan pengetahuannya pengetahuannnya. Untuk setiap pidato, dia harus menyiapkan
diri dari jauh dan dari dekat.
Siapa yang
melangkah masuk ke dalam arena retorika,tidak boleh lagi melalaikan usaha dan
kerja keras untuk belajar berbicara : siapa yang sanggup , harus tabah berusaha
untuk menyempurnakan nya. Latihan menciptaikan juara !
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Seorang retor yang baik harus memiliki skema
pidato yang jelas. Sebelum tampil ia harus menguasai skema itu, sebab satu
onggokan batu belum bisa dikatakan rumah : satu onggokan kata-kata bukanlah
pidato ! ingat : semua yang teratur akan mengesankan dan meyakinkan.
Seorang retor harus
tahu bahwa dia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membimbing para
pendengarnya untuk mencapai satu tujuan. Ia harus berusaha supaya apayang
dikehendaki diungkapkan melalui kata-kata secara meyakinkan. Kata-kata nya
harus bisa menyentuh hati pendengarnya dan dapat mempengaruhi mereka mengambil
keputusan untuk bertindak.
B.
SARAN
Siapa yang
melangkah masuk ke dalam arena retorika,tidak boleh lagi melalaikan usaha dan
kerja keras untuk belajar berbicara : siapa yang sanggup , harus tabah berusaha
untuk menyempurnakan nya. Latihan menciptaikan juara !
perbanyaklah senantiasa
kosa katamu , : inget , ada ribuan buku yang menati anda , ada ribuan retor
yang yang berbagai kepada anda ! .
DAFTAR
PUSTAKA
Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar